HANYA CATATAN SAJA

ini "HANYA CATATAN SAJA". bukan tulisan hebat. Tapi, bukan pula tak berarti. meski "HANYA CATATAN SAJA" ini merupakan tanda sebuah perjalanan.

MARI KITA IKUT MENANDAINYA...........

Sabtu, Desember 20, 2008

DENDAM


Hari ini mendung, bukan sesuatu yang aneh mengingat sekarang sudah memasuki musim hujan. Langit yang tadinya berwarna biru perlahan luntur jadi abu-abu, sekeliling menjadi agak gelap, pohon-pohon pucat aku hanya bisa memandangi sekeliling dari dalam angkot sembari sesekali menghisap rokok. Aku pulang dari warnet. Memang setiap aku merasa suntuk atau merasakan letih atas hari-hari yang aku lalui, warnet menjadi pelarian paling setia untuk mencurahkan segala yang berkecamuk dihati melalui friendster, facebook, mirc atau sesekali situs porno yang memajang foto kemolekan tubuh perempuan-perempuan cantik.


Pagi tadi aku dibangunkan oleh dering hp, ternyata sang istri yang marah-marah karena beberapa hari aku tidak memberi kabar berita, aku jawab saja, aku sedang sakit tidak ada waktu keluar untuk beli pulsa. Bukan itu benar alasan kenapa aku tidak membari kabar pada istri dan anak tercinta, ada alasan lain yang hanya aku dan Tuhan yang tahu. Bukan bosan, tak lagi cinta atau ada perempuan lain, sungguh bukan itu. Aku masih kangen, terlebih pada sikecil yang beberapa hari yang lalu ia menelphon hanya untuk sekedar pamer bahwa sekarang sudah bisa bernyanyi lagunya ST 12 meski terbata-bata.


“Harus bagaimana aku Tuhan, sementara Engkau yang tidak pernah tidur menyaksikan aku terlelap dalam mimpi-mimpi indah tentang dunia yang tidak sepenuhnya aku kenal”. Aku bisa saja bersabar dalam keadaanku yang seperti sekarang ini, bertahan pada perih perjalanan, tapi bayangan yang mengikutiku bagaimana, anak dan istriku??. Dendam memang bukan tindakan terpuji tapi jujur, saat ini aku dendam terhadap belenggu keadaan ini. Aku dendam!!.
Hujan mulai jatuh, aspal menjadi legam oleh air, mengkilat deru mesin angkot berkaca di sepanjang sekaran – langkir aku masih saja duduk di bangku depan angkot sebelah sopir paruh baya, kerut dijidatnya menyiratkan sebuah pesan betapa hidup ini memang susah tapi harus dijalani.


Hujan mulai menderas, didepan aku harus segera turun dari angkot meski tanpa payung aku harus rela hujan menyergapku. Ini sisa isapan rokok terakhirku sebalum aku turun dari angkot. Biar aku nikmati dulu. “Aku dendam…!!!”



Langkir 20 Desember 2008

Tidak ada komentar: