HANYA CATATAN SAJA

ini "HANYA CATATAN SAJA". bukan tulisan hebat. Tapi, bukan pula tak berarti. meski "HANYA CATATAN SAJA" ini merupakan tanda sebuah perjalanan.

MARI KITA IKUT MENANDAINYA...........

Rabu, Desember 24, 2008

PULANG II

Sudah saatnya aku pulang
Disini tak ada lagi percakapan
Hanya bangku bambu yang ruas-ruasnya makin rapuh
Pun orang-orang makin bernyanyi pada nada-nada sumbang yang memekakkan

Baru saja senja mengingatkanku pada rumah
Dan seseorang memintaku menjadi perompak
Sebuah jalan yang ditawarkan untuk menemuimu

Oh,wahai mimpi yang membawaku kekubang lumpur yang dalam
aku kehabisan nafas, dan hampir tak dapat melihat lalu lupa alamat
rumah yang aku bangun dengan dosa-dosa,dosa-dosa,dosa-dosa
Jika aku harus pulang, Aku pulang

Kamu di rumah saja !

LETIH

Atau letih yang akan membawaku pulang padamu, pada-MU
Setelah merasa kalah telah mengabaikanmu, Mengabaikan-MU

Selasa, Desember 23, 2008

Berceritalah bahwa cinta kota lama yang penuh dusta tak selamanya duka

Aku malu bicara padamu
Bukan luka pada sekujur tubuh yang digoreskan kotaku
lewat kerasnya udara dan jalan setapak yang disediakan untukku saja
Sementara orang-orang lalu lalang dengan tenang sambil menahan nafas selama perjalanannya
Tenang

Jangan pernah berharap koran esok hari memuat obituari kematianku
Karena hari ini aku masih memandangi batu-batu sambil sesekali menghantamnya dengan kepalan
Tangan kecilku
Jangan dulu siapkan nisan untukku

Aku rindu padamu, kotamu, ranjang yang memanjakan kita pada setubuh yang tak khatam

Aku malu bicara padamu karena tak ada kehidupan untukmu di garis-garis tanganku
padahal senja kemarin kita bicara telfon kalo hari ini aku akan menulisi selat sunda dengan senyuman yang tertumpuk di rak buku yang kini dijejali air mata

Senyumlah pada anakmu
Berceritalah bahwa malam ini akan segera pergi
Berceritalah bahwa pagi hari itu ada
Berceritalah bahwa cinta kota lama yang penuh dusta
tak selamanya duka

Sabtu, Desember 20, 2008

DENDAM


Hari ini mendung, bukan sesuatu yang aneh mengingat sekarang sudah memasuki musim hujan. Langit yang tadinya berwarna biru perlahan luntur jadi abu-abu, sekeliling menjadi agak gelap, pohon-pohon pucat aku hanya bisa memandangi sekeliling dari dalam angkot sembari sesekali menghisap rokok. Aku pulang dari warnet. Memang setiap aku merasa suntuk atau merasakan letih atas hari-hari yang aku lalui, warnet menjadi pelarian paling setia untuk mencurahkan segala yang berkecamuk dihati melalui friendster, facebook, mirc atau sesekali situs porno yang memajang foto kemolekan tubuh perempuan-perempuan cantik.


Pagi tadi aku dibangunkan oleh dering hp, ternyata sang istri yang marah-marah karena beberapa hari aku tidak memberi kabar berita, aku jawab saja, aku sedang sakit tidak ada waktu keluar untuk beli pulsa. Bukan itu benar alasan kenapa aku tidak membari kabar pada istri dan anak tercinta, ada alasan lain yang hanya aku dan Tuhan yang tahu. Bukan bosan, tak lagi cinta atau ada perempuan lain, sungguh bukan itu. Aku masih kangen, terlebih pada sikecil yang beberapa hari yang lalu ia menelphon hanya untuk sekedar pamer bahwa sekarang sudah bisa bernyanyi lagunya ST 12 meski terbata-bata.


“Harus bagaimana aku Tuhan, sementara Engkau yang tidak pernah tidur menyaksikan aku terlelap dalam mimpi-mimpi indah tentang dunia yang tidak sepenuhnya aku kenal”. Aku bisa saja bersabar dalam keadaanku yang seperti sekarang ini, bertahan pada perih perjalanan, tapi bayangan yang mengikutiku bagaimana, anak dan istriku??. Dendam memang bukan tindakan terpuji tapi jujur, saat ini aku dendam terhadap belenggu keadaan ini. Aku dendam!!.
Hujan mulai jatuh, aspal menjadi legam oleh air, mengkilat deru mesin angkot berkaca di sepanjang sekaran – langkir aku masih saja duduk di bangku depan angkot sebelah sopir paruh baya, kerut dijidatnya menyiratkan sebuah pesan betapa hidup ini memang susah tapi harus dijalani.


Hujan mulai menderas, didepan aku harus segera turun dari angkot meski tanpa payung aku harus rela hujan menyergapku. Ini sisa isapan rokok terakhirku sebalum aku turun dari angkot. Biar aku nikmati dulu. “Aku dendam…!!!”



Langkir 20 Desember 2008